Nilai Dari Sebuah Acara
15
Desember 2013
Hari ini adalah hari dimana acara Indonesia D’dol WTO (Wani
Tolak Ora) terlaksana. Acara yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Mahasiswa
FISIP Unsoed dan panitia Baksos FISIP Unsoed 2013 ini, rencana awalnya akan
diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 2013, namun karena ada beberapa
permasalahan teknis maka acara ini ditunda, dan akhirnya terlaksana hari ini.
Acara ini bertujuan untuk memberi dukungan terhadap
teman-teman yang sedang berjuang di Bali, guna menjegal WTO untuk masuk Indonesia.
Meskipun perjuangan teman-teman yang ada di Bali bisa dikatakan tidak berhasil,
karena sidang WTO yang ada di Bali berjalan tanpa hambatan berarti. Meskipun
begitu, acara ini masih menyuarakan bahwa WTO itu adalah bala yang tidak
seharusnya masuk Indonesia.
Meskipun mengangkat isu WTO, namun acara ini dikemas secara
renyah agar mudah diterima oleh masyarakat, khususnya masyarakat Purwokerto.
Acara ini mengolaborasikan dua budaya yang berbeda, yaitu Pantomime dan Ebeg.
Kenapa yang dipilih pantomime, karena pantomime merepresentasikan bahwa kita
tidak perlu banyak berbicara tentang suatu masalah, namun kita bergerak untuk
menyelesaikan atau setidaknya memberi dukungan pada teman-teman yang sedang
berjuang untuk masalah itu. Dan ebeg ditampilkan pada acara ini karena ebeg
merepresentasikan prajurit yang berjuang untuk kerajannya, karena saat ini
banyak prajurit yang berjuang agar WTO tidak masuk Indonesia
Secara kasat mata acara ini bisa dikatakan berhasil, namun
secara esensi acara ini merupakan kegagalan. Esensi acara ini sebenarnya adalah
untuk menyegarkan kembali kepanitian baksos FISIP 2013 dan menyatukan
kepanitian baksos, serta agar panitia baksos dan KBM FISIP dapat berbaur satu
sama lain, supaya tidak ada lagi sekat-sekat yang menghalangi kepanitiaan baksos dan KBM FISIP.
Dibalik kegagalan menemukan esensi acara ini, terdapat
hikmah yang dapat di jadikan pelajaran untuk kedepannya. Seperti pelajaran
bahwa tanpa persiapan yang matang, suatu acara sulit untuk mendapatkan
esensinya. Dan jika kita memiliki niat melakukan sesuatu yang bermanfaat, maka
kita akan bisa melakukan apapun yang kita inginkan.
Selain itu acara ini juga memiliki beberapa pelajaran lain,
yaitu kebudayaan sebagai alternatif pergerakan, tidak selalu melalui aksi
orasi, turun kejalan, dan beberapa aksi lainnya. Karena jika melakukan
pergerakan untuk melawan sesuatu tanpa melibatkan masyarakat, maka pergerakan
tersebut tidak akan efektif karena tidak memiliki basis massa yang besar dari
masyarakat.
0 comments